Rabu, 22 Februari 2012

Tiada Kesombongan di Kantor Partai Aceh


BANDA ACEH -  Ruko tingkat tiga itu berwana merah, garis hitam putih menjadi ciri khasnya. Terletak di Jalan Sultan Alaidin Mahmudsyah, pusat kota Banda Aceh, tempat ini sejak pagi sudah berseliweran pengunjung. Beberapa kendaraan roda dua dan empat teparkir di depannnya. Bebera bendera mengelilinginya. Inilah kantor pusat Partai Aceh. Sebuah partai terbesar di Aceh, pemenang Pemilu yang lalu.
Ketika The Atjeh Post tiba di sini, di dalam kantor sejumlah mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) berada di sini. Mereka memang sudah terjun ke dunia politik, dan Partai Aceh adalah satu-satunya partai yang memberi wadah yang luas buat mereka. Kendati demikian, Partai Aceh kini juga telah membuka ruang politik untuk masyarakat di Aceh. "Siapa saja boleh berpolitik di Aceh, tak ada batasan suku. Asalkan berada di Aceh dan berfikir untuk kemajuan masyarakat Aceh," kata Muzakir Manaf, Ketua Umum Partai Aceh.

Ketika memasuki Kantor Pusat Partai Aceh, terlihat beberapa orang staf dan tenaga keamanan di ruang depan. Sejumlah tamu lainnya mengantre menunggu kesempatan masuk ke dalam kantor.

Setelah memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan untuk mewawancarai sejumlah kegiatan Tim Pusat Partai Aceh menjelang Pilkada. Dengan wajah ramah, staf keamanan di situ langsung menyerahkan badge tamu (tanda pengenal) dan mengantarkan The Atjeh Post ke lantai II kantor. Di antar sampai bertemu dengan Kamaruddin Abubakar yang akrab disapa Abu Razak. Abu Razak adalah Ketua Tim Pemenangan Zaini Abdullah-Muzakir Manaf, elit Partai Aceh yang menjadi kandidat Gubernur-Wakil Gubernur Aceh.

Saat berjalan menuju lantai II kantor itu, terlihat juga beberapa orang sedang berbincang-bincang di ruang pertemuan atau ruang rapat di lantai I. Sejumlah foto-foto terpampang di salah satu bagian dinding lantai I Kantor Pusat Partai Aceh itu. Salah satunya adalah foto Wali Nanggroe Hasan di Tiro yang adalah pencetus berdirinya Gerakan Aceh Merdeka. Terdapat lambang besar Partai Aceh dibawah foto itu, yang diapit dua bendera Merah Putih dan bendera Partai Aceh.

Saat tiba di Lantai II, beberapa staf keamanan juga terlihat berjaga-jaga. Beberapa staf lainnya sibuk mengurusi segala kebutuhan administrasi menjelang Pilkada. The Atjeh Post pun dipersilahkan menunggu sesaat dikarenakan ada tamu yang sedang bertemu dengan Ketua Tim Pemenangan Pusat Partai Aceh.

Sembari menunggu, The Atjeh Post berbincang-bincang dengan salah seorang staf kantor itu. Mereka mengaku memiliki staf berjumlah 15 orang yang mengurus segala urusan adminintrasi, dengan tenaga keamanan yang berjumlah 6 orang setiap harinya yang menjaga kantor itu. “Untuk keamanan yang jaga 3 di bawah dan tiga diatas,” kata Wakil Sekretaris Pengurus Pusat Partai Aceh Dahlan kepada The Atjeh Post, Rabu 22 Februari 2012.

Selain mengurusi adminitrasi Partai Aceh, Dahlan mengaku bersama tim lainnya mengurusi sejumlah tanda pengenal relawan yang ingin mejadi tim kampanye dan tim pemenangan Partai Aceh. “Kami sudah mengeluarkan tanda pengenal berjumlah ribuan,” kata Dahlan. “Setiap hari ada saja yang terus berdatangan dan ingin menjadi relawan."

Selang beberapa saat, tamu di dalam ruangan Ketua Tim Pemengan Partai Aceh pun keluar dan The Atjeh Post dipersilahkan masuk untuk mewawancarai Abu Razak. Ada dua buah sofa dan beberapa kursi di dalam ruangan Abu Razak.

Disela-sela wawancara, beberapa orang staf masuk dan menyatakan ada beberapa tamu lainnya yang ingin bertemu dengan Abu Razak. The Atjeh Post pun langsung menanyakan beberapa poin pertanyan yang diperlukan untuk bahan berita. Di saat wawancara itu, tiba-tiba muncul Muzakir Manaf yang disapa Mualem langsung memasuki ruangan itu dan menyalami beberapa orang yang ada di dalam ruangan Abu Razak.

“Silahkan, lanjut terus,” kata Mualem sembari tersenyum.

Sembari mewawancarai Abu Razak, The Atjeh Post juga sempat mengajukan beberapa pertanyaan ke Mualem, namun dikarenakan banyaknya tamu yang ingin bertemua dengan Abu Razak dan Mualem, akhirnya The Atjeh Post memutuskan tidak melanjutkan wawancara lagi.

Akhirnya, The Atjeh Post izin pamit kepada Abu Razak dan Mualem. “Mualem kalau dia ada di Banda Aceh sering datang kemari untuk memberikan arahan dan petunjuk,” kata seorang staf Kantor Pusat Partai Aceh di ruang administrasi yang berdekatan dengan ruang Abu Razak.

Ketika The Atjeh Post turun, beberapa pengurus Pusat Partai Aceh sedang melakukan pertemuan di ruang rapat di lantai I kantor itu. Terlihat diantaranya Juru Biacara Partai Aceh Fakhrul Razi, Ketua Tim kampanye Pusat Partai Aceh Azkia Abubakar, serta beberapa pengurus pusat Partai Aceh lainnya.
Sementara di ruang depan, sejumlah tamu juga semakin ramai yang berdatangan.

“Mereka sejumlah masyarakat yang berdatangan dari berbagai daerah untuk menjadi relawan tim pemenangan Partai Aceh,” kata salah seorang tenaga keamanan Kantor Pusat Aprtai Aceh Diansyah kepada The Atjeh Post.

Dian mengaku, setiap harinya puluhan tamu berdatangan dari berbagai daerah di Aceh. “Para tamu yang datang kemari kebanyakan untuk menjadi relawan Partai Aceh,” ujarnya.

Setelah berbincang sesaat dan mengambil foto-foto, akhirnya The Atjeh Post pamit. Ternyata mereka-mereka yang dulunya pemanggul senjata, juga memiliki kemampuan berpolitik dan administrasi kepengurusan partai seperti para tokoh-tokoh politik partai naional di Aceh. Mereka ramah dan bersahabat. Berbicara santun, tak ada aroma kesombongan dan jumawa di sini.[sumber:atjehpost.com]


Berita Terkait: