INDRAPURI– Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Komite Peralihan (KPA) Aceh Besar, Tgk Ananda mengatakan dirinya meminta pihak kepolisian mengusut tuntas penembakan yang terjadi di Gampoeng Meureu, Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar yang diduga dilakukan oleh oknum kepolisian dari Satuan Narkoba Polda Aceh.
“Polisi harus usut tuntas dan transparan,” kata Tgk Ananda kepada The Atjeh Post melalui selularnya, Sabtu 25 Februari 2012 malam.
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi penembakan kembali terjadi di Gampoeng Meureu Kecamatan Indrapuri-Aceh besar pukul 16.15 WIB yang menyebabkan satu korban tertembak di bagian perut.
Korban bernama Iksan, 20 tahun, Warga gampoeng Meureu yang merupakan anggota Partai Aceh serta keluarga besar Komite Peralihan Aceh (KPA) Aceh Besar.
Hingga tadi malam, korban masih dirawat intensif di Rumah Sakit Zainoel Abidin Banda Aceh.
Kronologis Penembakan
Foto : TAUFAN MUSTAFA | ATJEH POST |
INDRAPURI – Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Komite Peralihan Aceh (KPA) wilayah Aceh Besar, Tgk Ananda, mengatakan aksi penembakan yang terjadi di Gampong Meureu, Kecamatan Indrapuri sore tadi, yang diduga dilakukan oleh oknum polisi berawal saat polisi menangkap seorang warga yang membawa kayu dengan sebuah truk.
“Mereka (polisi) berjumlah 8 orang, yang berasal Tim Pemburu Narkoba Polda Aceh tadi sore masuk ke Gampoeng Meureu untuk melakukan razia narkoba,” kata Tgk Ananda yang juga menjabat Bendahara DPW Partai Aceh wilayah Aceh besar kepada The Atjeh Post melalui selularnya, Sabtu 25 Februari 2012 malam.
Dalam razia narkoba itu, kata Ananda, polisi tidak berhasil menangkap apa-apa, dan pada saat pulangnya mereka menahan sebuah mobil kayu bersama supirnya yang bernama M Basyir. “Kayu itu bukan kayu ilegal, melainkan kayu Kalitus yang merupakan kayu legal yang bisa ditebang dan dijual,” katanya.
Warga yang melihat kejadian itu, kata Ananda, meminta polisi itu untuk melepaskan supir itu bersama truknya. “Lalu tiba-tiba polisi-polisi itu melepaskan tembakan ke tanah di bawah kaki warga,” kata Ananda.
Sebagian warga yang mencoba menghadang, tambah Ananda, akhirnya mundur karena ketakutan.
“Saat itu korban (Ikhsan, red) sedang berada di warung kopi dan tidak terlibat dari bagian warga yang menghadang polisi-polisi itu,” ujarnya.
Pada saat warga mundur itulah, Ikhsan sudah ikut tergabung bersama warga.
Namun, lanjutnya, polisi terus menembaki ke arah tanah di dekat warga berkali-kali. Sehingga, entah bagaimana, Ikhsan terpisah dari warga lainnya.
Menurut keterangan saksi di lapangan, kata Ananda, korban mundur ketakutan saat polisi mendatanginya dan mengatakan “jangan tembak saya pak – jangan tembak saya,” sambil berjalan mundur. “Lalu polisi itu tiba-tiba menembak korban di bagian perut,” katanya.
Ananda menambahkan, polisi-polisi itu pulang setelah mendapat izin dari kepala desa (Geuchiek) yang telah bernegiosasi dengan Kasat Intel Aceh Besar. “Karena masalah itu akan diproses besok,” katanya. “Lalu korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi penembakan kembali terjadi di Gampoeng Meureu, Kecamatan Indrapuri, Aceh besar pukul 16.15 WIB yang menyebabkan Ikhsan, anggota keluarga besar KPA Aceh Besar tertembak dibagian perut dan saat ini sedang dirawat di RS Zainoel Abidin Banda Aceh. [Sumber: Atjehpost.com]