Rabu, 01 Februari 2012

TANGGUNG JAWAB MEMBANGUN ACEH


Sikap politik Komite Peralihan Aceh dan Partai Aceh dalam menentukan Calon Gubernur Aceh dan Wakil Gubernur Aceh atau Kepala Pemerintah Aceh dan Wakil Kepala Pemerintah Aceh, di putuskan dalam musyawarah majelis petinggi KPA di kediaman pemangku Wali Nanggroe Malik Mahmud Al Haytar di Geuceue Kuta Raja (Banda Aceh) tanggal 6 Maret 2011, hasil musyawarah yang sangat alot tersebut di putuskan Dokter. Zaini Abudullah, Calon Gubernur Aceh dan Muzakir Manaf Calon Wakil Gubernur Aceh, pada Pemilukada 2011.


Berikut petikan pembicaraan lebar Dr. Zaini Abdullah dengan Tabloid Beranda.

Zaini mengaku terpanggil pulang kembali ke Aceh karena tanggung jawab membangun Aceh menjadi lebih baik. “ Demi Aceh saya tinggalkan keluarga di Swedia,” katanya saat menerima Beuranda di Mess Meuntro, berikut wawancaranya.

Apa alasan dr Zaini bersedia pulang ke Aceh?
Perlu saya sampaikan, dalam jiwa saya sampai saat ini ada rasa tanggung jawab untuk melanjukan tujuan pejuang Aceh, pertama  sekali saya berterimakasih kepada ketua partai Aceh yang meminta saya sebagai calon Gubernur Aceh pada pemilukada ke depan. Saya sudah dari awal terlibat memperjuangkan Aceh dalam Gerakan Aceh Merdeka (GAM), satu perjuangan dengan almarhum Paduka yang mulai Wali Nanggroe Tgk. Hasan Tiro bersama meuntro Malik Mahmud kami selalu sama-sama, satu tekad, tidak  pernah  mundur  berfikir  Aceh  yang betul-betul-untuk mensejahterakan rakyat. Sejak saya hijrah ke Swedia Tahun 1981, lebih kurang 25 tahun baru bisa pulang ke Aceh. Di Swedia kami selalu bekerja menyelesaikan Aceh dari konflik. Jadi kemudian, berdasarkan pertimbangan para petinggi partai meminta saya sebagai calon Gubernur Aceh.


Selama dr  Zaini pulang ke Aceh, apa yang paling sedih terlihat dalam kehidupan masyarakat Aceh ?”

Yang saya lihat sekarang, dan saya bandingkan dengan tahun 1972, Aceh parah. Kalau kita bercermin dengan negara lain, dalam jangka 30 tahun sudah membuahkan kemajuan yang sangat luar biasa, disini masih banyak masyrakat hidup dalam kemiskinan. Kalau kita liat sekarang yang kaya semakin kaya yang miskin makin miskin, saya prihatin melihat kondisi masyarkat Aceh saat ini. Karena kondisi ini pula, Meuntro Malik Mahmud juga ikut prihatin, beliau meminta saya untuk pulang ke Aceh.

Apa yang sangat penting di utamakan dalam membangun Aceh?
Tujuan yang kita fokuskan adalah meningkatkan taraf hidup dan ekonomi masyarakat Aceh mulai dari tingkat bawah. Kalau kita   nanti  menang dalam pilkada mendatang, ini menjadi program prioritas yang akan kita lakukan.  Masyarakat kita mayoritas sebagai petani dan  nelayan. Semua sector baik perkebunan dan perikanan yang  sangat kita utamakan, kita punya potensi yang bisa menopang   ekonomi Aceh. Masyarakat Aceh kita didik menjadi petani dan nelayan yang professional, sehingga masyarakat  berhasil,  program ini harus kita jalankan. Selain itu kita memberi bimbingan kepada petani dengan tujuan membangun  perekonomian   Aceh   di masa yang akan datang.

Bagaimana  komitmen  dr  Zaini  dan  Muzakir  dalam hal korupsi di Aceh?
Ini program jangka menegah   dan    panjang   untuk   kita   hilangkan total di Aceh, sebab budaya  korupsi  ini sudah menjadi budaya di pemerintah Indonesia, pada saat masyarakat   sudah hidup     dengan mapan, ini pasti akan hilang dengan sendirinya,  tapi program ini tetap ada, yang penting taraf ekonomi Aceh harus lebih maju.


Berita Terkait: