Sikap politik Komite Peralihan Aceh dan Partai Aceh
dalam menentukan Calon Gubernur Aceh dan Wakil Gubernur Aceh atau Kepala
Pemerintah Aceh dan Wakil Kepala Pemerintah Aceh, di putuskan dalam musyawarah
majelis petinggi KPA di kediaman pemangku Wali Nanggroe Malik Mahmud Al Haytar
di Geuceue Kuta Raja (Banda Aceh) tanggal 6 Maret 2011, hasil musyawarah yang
sangat alot tersebut di putuskan Dokter. Zaini Abudullah, Calon Gubernur Aceh
dan Muzakir Manaf Calon Wakil Gubernur Aceh, pada Pemilukada 2011.
Berikut petikan pembicaraan lebar Dr. Zaini Abdullah dengan Tabloid Beranda.
Zaini mengaku terpanggil pulang kembali ke Aceh karena
tanggung jawab membangun Aceh menjadi lebih baik. “ Demi Aceh saya tinggalkan
keluarga di Swedia,” katanya saat menerima Beuranda di Mess Meuntro, berikut
wawancaranya.
Apa alasan dr Zaini bersedia pulang ke Aceh?
Perlu saya sampaikan, dalam jiwa saya sampai
saat ini ada rasa tanggung jawab untuk melanjukan tujuan pejuang Aceh,
pertama sekali saya berterimakasih
kepada ketua partai Aceh yang meminta saya sebagai calon Gubernur Aceh pada
pemilukada ke depan. Saya sudah dari awal terlibat memperjuangkan Aceh dalam
Gerakan Aceh Merdeka (GAM), satu perjuangan dengan almarhum Paduka yang mulai
Wali Nanggroe Tgk. Hasan Tiro bersama meuntro Malik Mahmud kami selalu sama-sama,
satu tekad, tidak pernah mundur
berfikir Aceh yang betul-betul-untuk mensejahterakan rakyat. Sejak saya
hijrah ke Swedia Tahun 1981, lebih kurang 25 tahun baru bisa pulang ke Aceh. Di
Swedia kami selalu bekerja menyelesaikan Aceh dari konflik. Jadi kemudian,
berdasarkan pertimbangan para petinggi partai meminta saya sebagai calon
Gubernur Aceh.
Selama dr Zaini
pulang ke Aceh, apa yang paling sedih terlihat dalam kehidupan masyarakat Aceh ?”
Yang saya lihat sekarang, dan saya bandingkan dengan
tahun 1972, Aceh parah. Kalau kita bercermin dengan negara lain,
dalam jangka 30 tahun sudah
membuahkan kemajuan yang sangat luar biasa, disini masih banyak masyrakat hidup
dalam kemiskinan. Kalau kita liat sekarang yang kaya semakin kaya yang miskin
makin miskin, saya prihatin melihat kondisi masyarkat Aceh saat ini. Karena
kondisi ini pula, Meuntro Malik Mahmud juga ikut prihatin, beliau meminta saya
untuk pulang ke Aceh.
Apa yang sangat penting di utamakan dalam membangun
Aceh?
Tujuan yang kita fokuskan adalah meningkatkan taraf
hidup dan ekonomi masyarakat Aceh mulai dari tingkat bawah. Kalau kita nanti
menang dalam pilkada mendatang, ini menjadi program prioritas yang akan
kita lakukan. Masyarakat kita mayoritas
sebagai petani dan nelayan. Semua sector
baik perkebunan dan perikanan yang
sangat kita utamakan, kita punya potensi yang bisa menopang ekonomi Aceh. Masyarakat Aceh kita didik
menjadi petani dan nelayan yang professional, sehingga masyarakat berhasil,
program ini harus kita jalankan. Selain itu kita memberi bimbingan
kepada petani dengan tujuan membangun
perekonomian Aceh di masa yang akan datang.
Bagaimana
komitmen dr Zaini
dan Muzakir dalam hal korupsi di Aceh?
Ini program jangka menegah dan
panjang untuk kita
hilangkan total di Aceh, sebab budaya
korupsi ini sudah menjadi budaya
di pemerintah Indonesia, pada saat masyarakat
sudah hidup dengan mapan, ini
pasti akan hilang dengan sendirinya,
tapi program ini tetap ada, yang penting taraf ekonomi Aceh harus lebih
maju.