BANDA ACEH – Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat Mukhlis Abee mengatakan KPA tetap satu dan tidak ada perpecahan yang terjadi.
“Ada beberapa yang dikeluarkan dari organisasi adalah benar dan hal ini dilakukan semata-mata untuk menjaga citra baik organisasi serta menjaga garis dan nilai-nilai perjuangan,” kata Mukhlis Abee dalam siaran persnya yang diterima The Atjeh Post via pesan elektronik, Kamis malam, 16 Februari 2012.
Semua organisasi, kata Mukhlis, memiliki aturan-aturan tersendiri. Pemberhentian beberapa dari anggota KPA adalah upaya menegakkan disiplin organisasi dan perjuangan
“Beberapa nama yang disebutkan oleh juru bicara Seuramoe Irwandi-Muhyan seperti, Sofyan Dawood, Muharam, Iziel Azhar (Ayah Marine), Abrar Muda, Muksalmina, Ligadinsyah adalah orang-orang yang terpaksa dikeluarkan dari jamaah perjuangan untuk menjaga martabat dan kesucian tujuan perjuangan rakyat Aceh,” katanya.
Menyatakan kepada seluruh anggota KPA bahwa KPA bukanlah tempat mencari keuntungan materi dan kepentingan individu.
Sementara itu, soal pertemuan yang dilaksanakan oleh Seuramoe Irwandi-Muhyan hari ini di Hotel Hermes Palace Banda Aceh, Mukhlis mengatakan, pertemuan itu adalah hak berkumpul setiap warga negara, apalagi berkaitan dengan pelaksanaan Pilkada.
“Namun yang menjadi penggagas pertemuan tersebut adalah Irwandi-Muhyan yang adalah sebagai salah satu kandidat Pilkada Aceh,” katanya.
Sementara soal dalam pertemuan tersebut kemudian merekomendasikan pendirian partai politk lokal baru untuk melawan Partai Aceh juga merupakan hak setiap warga negara.
“Harusnya sejak awal mereka sudah mendirikan partai politik sendiri tanpa perlu menunggu saudara Irwandi turun dari jabatan Gubernur,” katanya.
Dirinya menegaskan, Partai Aceh adalah partai seunambong perjuangan rakyat Aceh dan sekaligus sebagai saluran politik resmi Komite Peralihan Aceh.
“Diluar dari itu tidak ada saluran politik lainnya termasuk partai politik yang sedang digagas oleh Irwandi Yusuf bersama Sofyan Dawood,” ujarnya. [www.atjehpost.com]